Home

Selasa, 23 Juni 2020

Dana PKH Dipotong, Puluhan Warga Desa Tanjung Agung Ngadu ke Kades

Foto : Warga Desa Tanjung Agung saat mengadukan dugaan pemotongan dana Program Keluarga Harapan (PKH) yang mereka terima hingga 50%. (palpres.com)

OGAN ILIR, - Dari 112 warga Desa Tanjung Agung Kecamatan Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir, puluhan diantaranya berduyun-duyun mendatangi rumah Kades Tanjung Agung, Nazuli. Mereka mengadu dana Program Keluarga Harapan (PKH) yang diterima warga ternyata dipotong 50% diduga oleh oknum Ketua Kelompok PKH, ASM.

Modus yang dilakukan oknum tersebut adalah diduga memberikan buku rekening dan ATM BRI kepada penerima manfaat dana PKH. Saat uang akan cair oknum akan memberikan pengumuman kepada penerima bahwa uang yang tersedia di rekening akan diambilkan, dengan syarat ATM wajib diberikan kepada "ASM". Kemudian saat uang ada, si oknum mengambilkannya, diduga uang hanya diberikan 50% kepada penerima manfaat.

Seperti yang dialami Nurlela (50), dia baru mengetahui dari sedianya ia menerima Rp.1,1 juta per tiga bulan, namun hanya diberikan Rp.600ribu. "Saya tahunya pas print buku tabungan ke BRI, ternyata dipotong 50%. Untuk April, Maret, dan Mei, kami menerima setiap bulan, namun jumlahnya juga kecil. Saya tidak senang kalau begini, karena itu kita datang tempat pak kades untuk mengadukan nasib", jelasnya.

Warga Dusun 2 Desa Tanjung Agung, Rusda (42) hanya menerima dana PKH Rp.700 ribu pada Januari lalu, padahal harusnya dibuku tabungan Rp.1.266.000, sementara saat Maret hanya menerima Rp.600 ribu, padahal tertera Rp.1.300.000.

"Ya, suami saya hanya buruh, punya anak yang masih sekolah. Sakit hatilah kalau begini, banyak sekali motongnya. Si oknum ASM kalau dikasih uang sedikit dia suka marah-marah. Kami tidak senang kalau begini, rencananya kami juga mau ngadu ke polisi", jelasnya.

Kepala Desa Tanjung Agung, Nazuli didampingi Kades Penyandingan sekaligus Ketua Forum Kades Kecamatan Indralaya Hidayat mengatakan, bahwa didesanya sedang ada permasalahan tentang bantuan PKH. Menurut laporan warga, mereka merasa kaget karena setiap bulannya mereka menerima uang PKH terus berkurang.

"Ya, dipotong hampir 50%, keluhan kan dari warga saat kita megecak ke lapangan bahwa selama 6 bulan saya menjabat sebagai Kepala Desa. Selama ini mereka hanya diberi buku tabungan, atau sistem cabut. Kalau dana ada ATM diambil, kalau tidak baru dikembalikan. Saya kasihan juga dengan warga saya ini, sudah susah pakai dipotong segala sampai 50% dana PKH-nya", ujarnya.

Menurutnya, ia sempat memanggil Ketua Kelompok PKH "ASM" bersama pendamping desa, namun si oknum bersedia mengembalikan sejumlah uang. Karena persoalan tersebut dianggap belum clear, sehingga Kades enggan menerimanya. Bahkan menurutnya, ia menduga oknum tersebut tak hanya bekerja seorang diri, namun aksi tersebut bekerjasama dengan pihak lainnya. Selain itu, diprediksi jumlah aduan warga akan terus bertambah.

"Dia mau nitip sejumlah uang kepada saya agar uang tersebut diberikan kepada penerima PKH, tapi saya tolak karena persoalan belum rampung. Saya terserah warga bagaimana baiknya, oknum ditindak tegas, kalau sampai mau dibawa ke ranah hukum silahkan saja", jelasnya.

Sementara Ketua Kelompok Tanjung Agung, ASM membantah ada pemotongan dana PKH. "Memang kemarin itu ada sisa saldo dari komponen yang berlebih, tapi sudah saya beritahu ke pendamping desa. Katanya sisa saldo dari komponen itu simpan dulu, nanti akhir Juli baru akan kami berikan. Karena sekarang masih dalam suasana Covid-19, untuk menghindari keributan, jadi sisa kelebihan dipending dulu. Saya itu cuma mengamankan saja, tidak ada namanya pemotongan, hanya menyimpan sebentar, saya siap mengembalikannya", ujar ASM.

Sementara itu Kadinsos Ogan Ilir yang dihubungi, mengatakan pernah Kades Tanjung Agung mengeluhkan adanya dugaan pemotongan dana PKH. Namun pihaknya akan menyelidiki lebih lanjut, bagaimana kondisi dilapangan. "Jika terbukti, siap kita tindak pelakunya", tegasnya. (Sumber : palpres.com) @oganilirterkini

Link sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar