Home

Sabtu, 29 Mei 2021

2 Hektar Lahan di Ogan Ilir Terbakar, Ini Penjelasan BPBD Sumsel

Kabid Penanggulangan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori

PALEMBANG, - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Selatan (BPBD Sumsel) angkat bicara ikhwal kebakaran lahan seluas dua hektar di Desa Talang Pangeran Ilir Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, pada Rabu (26/5/21).

Diduga ada faktor kesengajaan, yang disulut oleh puntung rokok.

"Lahan tidak produktif mayoritas semak belukar. Kondisi lahan alami kekeringan sehingga mudah terbakar. Belum lagi wilayah itu merupakan tempat mobilitas kendaraan, dimungkinkan ada pengendara membuang putung rokok disana," ujar, Kabid Penanggulangan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, Kamis (27/5/21).

Bahkan, menurutnya tidak menutup kemungkinan ada yang sengaja membakar untuk membuka lahan pertanian. Sebab, sejauh ini pembukaan lahan dengsn cara membakar masih menjadi kebiasaan masyarakat sekitar.

"Kemungkinan itu penyebabnya atau baru dugaan awal ada unsur manusia, tapi belum tahu karena masih diselidiki," jelas Ansori.

Ansori menekankan, kemungkinan ada faktor ulah manusia itu didorong juga oleh kondisi saat ini Sumsel masih dalam masa peralihan dari hujan ke kemarau, sehingga rata-rata rawa dan gambut masih basah.

Dengan begitu pada masa perubahan iklim ini, pihaknya menilai perlu adanya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) agar pencegahan karhutla dapat maksimal.

Untuk itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel telah mengajukan rencana itu melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

"Status Sumsel juga telah dinaikkan ke Siaga Darurat Karhutla. TMC diharapkan segera dilakukan saat awal musim kemarau, karena kalau sudah masuk kemarau akan sulit dilakukan," ujar dia.

Pada tahun ini, BPBD Sumsel telah memetakan delapan daerah rawan karhutla, menurun dari tahun 2019 sebanyak 10 daerah.

Berdasarkan letak geografis, wilayah yang rawan tersebut adalah Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), dan Muara Enim.

Kelimanya dianggap rawan karena memiliki lahan gambut yang luas. Sedangkan tiga daerah lain seperti Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara), dan Ogan Komering Ulu (OKU), dianggap memiliki catatan sejarah kebakaran besar pada 2015.

"Sejauh ini sudah ada helikopter patroli milik BNPB yang standby memantau karhutla di Sumsel. Sedangkan untuk water bombing (WB) belum ada dan masih menunggu," tukasnya. @oganilirterkini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar