Ririn, salah seorang pengrajin songket di Desa Burai Kabupaten Ogan Ilir mendapat berkah setelah hasil kerajinannya dipromosikan Menparekraf RI Sandiaga Uno
OGAN ILIR, - lbu-ibu di Desa Wisata Ekowisata Burai Kabupaten Ogan Ilir kini semringah, sekaligus bertambah sibuk melayani permintaan songket.
Sejak kain songket dari Burai dipromosikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, beberapa waktu lalu, permintaan songket meningkat.
"Meningkat tiga hingga empat kali lipat," kata Ririn, seorang pengrajin songket asal Burai, Sabtu (29/1/22).
Sandiaga Uno mengunjungi Desa Burai pada 30 September tahun lalu, dalam rangka meninjau langsung desa-desa yang masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Ketika itu, Sandiaga bertemu langsung dengan Ririn dan mempromosikan songket dari Burai melalui Instagram Story.
"Waktu itu Pak Sandiaga kan posting di Instagram beliau. Setelah itu beliau juga beli songket cantik manis dua setel, warna hijau army dan merah maroon. Keduanya itu harganya Rp 5 juta," ungkap Ririn.
Setelah dipromosikan Sandiaga, pesanan songket pun datang 'bertubi-tubi' kepada ibu-ibu di Desa Burai, termasuk Ririn.
"Ada yang datang langsung ke kami, ada yang telepon dulu ke ibu kades, nanya berapa harga songket di sini," kata Ririn menuturkan.
Untuk memenuhi permintaan konsumen yang kini cukup banyak, Ririn pun melibatkan anggota keluarga maupun tetangga.
Berbagai macam songket hasil kreasi Ririn diantaranya Bungo Cino, Cantik Manis, Lepus, Rakam.
Untuk membuat sehelai songket ukuran panjang 2 meter dan lebar 1 meter, dibutuhkan waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu.
"Bisa satu dua minggu, bisa juga satu bulan. Tergantung jenis dan motifnya. Dan juga kami ini kan ibu rumah tangga harus membagi waktu antara kewajiban dan menenun songket," ujar wanita 35 tahun ini.
Untuk sehelai songket, dihargai mulai Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta.
Pangsa pasar songket dari Burai telah menjangkau beberapa daerah di Sumatera, diantaranya Lampung, Jambi dan Riau.
"Kalau wilayah Sumsel, kami biasa terima pesanan dari Banyuasin, OKU Timur, PALI, Prabumulih, Lahat, Palembang pastinya," kata Ririn.
Dia berharap songket made in Burai dapat semakin dikenal di tingkat nasional, bahkan internasional.
"Harapan kami, songket buatan emak-emak Desa Burai bisa dilihat seluruh Indonesia dan dari luar negeri, dibeli pejabat dan artis. Semakin terkenal lagi pokoknya," ucapnya.
Sementara Kepala Desa Burai, Erik Asrillah berharap ada suatu tempat khusus di Desa Burai untuk menampilkan kerajinan songket.
Namun untuk mewujudkannya, Erik berharap dukungan pemerintah daerah maupun swasta.
Pasalnya, dana desa maupun bersumber dari BUMDes tak memungkinkan akibat alokasi penanganan Covid-19.
"Kami ingin ada galeri khusus songket Burai biar wisatawan bisa dengan mudah melihat langsung hasil karya warga," kata Erik dihubungi terpisah. oganilirterkini.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar