Kondisi di lantai dua Pasar Indralaya yang kotor dengan sampah berserakan dan bahkan terkesan kumuh, Senin (23/1/23). (Sumber : tribunsumsel.com)
OGAN ILIR, - Pemandangan tak elok tampak dari lantai dua gedung Pasar Indralaya di kilometer 35 jalan lintas Palembang-Kayuagung.
Begitu naik ke lantai dua bangunan pasar Indralaya dari tangga utama dan melongok ke kiri, tampak deretan kios bagian depan tertutup rolling door.
Di deretan ini, hanya ada dua kios yang ditempati penjual perhiasan, sementara di sisi kanan ditempati para penjual pakaian.
Menurut Rusdi, seorang pedagang perhiasan di lantai dua, terdapat puluhan kios yang sudah beberapa tahun tak ditempati.
"Sebelum (pandemi) Corona juga sudah mulai ditinggalkan pedagang karena sedikit pembeli naik ke atas," kata Rusdi, Senin (23/1/23).
Rusdi menyebut kondisi kios di bagian salah satu sisi dan belakang bangunan pasar, kondisinya sangat memperihatinkan.
Benar saja, begitu dicek, kondisi kios di sisi bangunan yang menghadap ke arah pusat Indralaya, tampak berantakan.
Sepanjang koridor kios yang berjumlah kurang lebih 15 unit, lantainya sangat kotor, sebagian dinding bangunan berlumut.
Ada juga tumbuhan liar yang tumbuh di dekat rel rolling door beberapa kios.
Begitu mendekati kios terdekat di sisi belakang, bau pesing sangat tajam dan membuat mual serta kepala pusing.
Menurut seorang bocah yang sedang bermain di lokasi tersebut, area belakang di lantai dua Pasar Indralaya dijadikan toilet oleh beberapa pedagang.
"Di sini orang sering kencing. Ada juga anak suka menghirup lem kalau sore dan malam," ungkap bocah tersebut.
Kembali ke perbincangan dengan Rusdi, akibat sebagian kios yang terbengkalai, sejumlah pedagang sekitarnya terkena imbas.
Menurut Rusdi, pembeli semakin malas menginjakkan kaki di lantai dua Pasar Indralaya.
"Orang tidak suka belanja di tempat kotor. Lebih baik belanja di lantai bawah karena bersih dan banyak pilihan barang," ujar pria yang telah puluhan tahun menjual perhiasan ini.
Rusdi mengaku pendapatannya berjualan perhiasan emas menurun drastis, bahkan tak bisa balik modal.
Pria paruh baya ini pun bahkan menolak menyebutkan angka penurunan pendapatan yang dialaminya.
"Jauh, jauh (penurunan pendapatan). Jangan tanya," kata Rusdi sambil melambaikan tangan.
Dia berharap Pemkab Ogan Ilir melalui dinas terkait dan pengelola Pasar Indralaya, segera membereskan persoalan kios terbengkalai ini.
Rusdi juga berharap ada peraturan yang memungkinkan agar pedagang dapat kembali menempati kios di lantai dua.
"Yang jelas agar pasar ini lebih tertata secara keseluruhan. Karena ini dampaknya ke pedagang lainnya juga," ucap Rusdi.
Pedagang lainnya bernama Leddi berharap puluhan kios di lantai dua dapat terisi kembali dengan regulasi yang dibuat Pemkab Ogan Ilir.
"Harapan kami kepada pemerintah, bagaimana caranya agar lantai dua ini diisi pedagang lagi sehingga memancing pembeli," ucap Leddi.
Dia juga ingin fasilitas seperti toilet yang memadai juga dibangun agar dapat melayani pedagang maupun pembeli.
"Itu kalau bisa di lantai ini dibangun WC umum dan siapkan pegawai kebersihan agar tetap tertata bersih," kata dia.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kabupaten Ogan Ilir, Ir. Tapip mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali mengimbau para pedagang untuk mengisi kios yang kosong.
"Sudah kami imbau untuk segera menempati kios kosong. Tapi belum juga dilaksanakan," ujar Tapip.
Tapip juga tak menampik pembeli sungkan melangkah ke lantai atas dengan kondisi kios seperti sekarang.
"Kami masih mencari solusi terbaik dan berkoordinasi dengan pengelola Pasar Indralaya," jelasnya. @oganilirterkini.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar